Pages

Saturday, November 17, 2018

Budaya Literasi di Indonesia


Literasi adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut UNESCO pemahaman orang terhadap literasi bisa dipengaruhi oleh penelitian akademik, institusi, konteks nasional, nilai-nilai budaya dan juga pengalaman. Kemampuan literasi merupakan hak setiap orang dan merupakan dasar untuk media belajar kita sepanjang hayat. Kemampuan literasi dalam suatu lingkungan atau keadaan dapat meningkatkan kualitas individu, keluarga dan masyarakat karena sifat dari literasi yang dapat memberikan efek untuk ranah yang sangat luas, kemampuan literasi membantu memberantas kemiskinan, mengurangi angka kematian anak, pertumbuhan penduduk dan menjamin pembangunan berkelanjutan dan terwujudnya perdamaian. Literasi tidak terlepas dari bahasa. Keberagaman bahasa yang menghiasi tanah aiar dapat dipersatukan lewat bahasa indonesia. Tapi kemampuan literasi seseorang dapat diperoleh ketika seseorang itu memiliki kemampuan dasar berbahasa yaitu membaca dan menulis. Jadi kemampuan membaca dan menulis merupakan kunci dari literasi dan cara memperoleh literasi itu adalah melalui pendidikan dan pengembangan diri.

Pendidikan dan pengembangan diri dalam literasi adalah dua hal yang sangat penting. National Institute for Literacy, mendefinisikan Literasi sebagai “kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.” Definisi ini memaknai Literasi dari perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu. Merujuk pada hasil survei United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2011, indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, hanya ada satu orang dari 1000 penduduk yang masih ‘mau’ membaca buku secara serius (tinggi). Kondisi ini menempatkan Indonesia pada posisi 124 dari 187 negara dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kemampuan literasi di indonesia terutama di indonesia timur berbeda dengan wilayah lainnya. Banyak faktor terutama media untuk mereka belajar dan mengembangkan diri berbeda dengan di daerah perkotaan. Saya sering membaca cerita pengalaman dari media sosial yang telah mengajar di daerah pedesaan tersebut. Bahawa kemampuan literasi anak-anak SD di daerah perkotaan jauh lebih baik daripada anak-anak di pedesaan. Banyak anak-anak di pedesaan sama sekali belum bisa membaca dan menulis dan belum mengenal huruf pada kelas 1 SD hal ini disebabkan kebanyakan siswa SD ini masuk tanpa melalui TK terlebih dahulu. Tapi sebenarnya tingkat literasi sangat bergantung bagaimana lingkungan sekitarnya memberikan kebiasaan membaca yang cukup dan tidak hanya difokuskan pada materi kurikulum saja. Dengan begitu rendahnya minat membaca atau budaya membaca di Indonesia tentu akan berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia sehingga masyarakat Indonesia akan sangat sulit untuk bisa bersaing dengan masyarakat  dari negara lain.

Hal yang dapat menjadi catatan bagi kita semua untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia kita bisa membiasakan membaca sejak dini, dan lebih memperbanyak media untuk anak-anak dapat mengakses buku bacaan dengan mudah dan tentunya dapat diratakan di seluruh daerah di Indonesia dan tiap orang di lingkungan sekitar anak mendukung kegiatan literasi tersebut terutama lingkungan sekolah dan keterampilan orang tua dalam membimbing anak untuk kegiatan literasi.

No comments:

Post a Comment

sertakan nick twitter